17 Jul 2017

Mengatasi Anak Tantrum Saat Pertama Sekolah


Tahun pelajaran baru merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap orangtua, kebanyakan orangtua sangat antusias melihat dan mengantar anaknya kesekolah pada hari pertama mereka masuk ke lembaga formal.   Memasuki masa awal tahun kanak-kanak anak belajar untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya, menemui banyak rintangan dan masalaha, serta berusaha untuk mencari jalan keluarnya.
Idealnya, anak yang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik akan sangat mudah beradaptasi dengan lngkungan baru. Namun, kenyataannya tidak sedikit pula anak-anak yang tidak mudah dilepas oleh orangtuanya saat pertama masuk sekolah dan mengalami tantrum temper, dimana anak melakukan amukan-amukan menangis keras, melengkungkan tubuhnya, sampai menggeliat-menggeiat tanda marah.  Pada usia Batita bentuk tantrum ini disertai dengan teriakan dan menangis, tidak jarang ia melakukan serangan fisik seperti menendang, membanting, melempar sesuatu, memukuli tangan dan kaki, mencubit, hingga menyakiti dirinya sendiri dengan menjatuhkan diri ke lantai. Tentu saja bukan hal mudah mengatasinya, di awala tahun pelajaran baru sering kali orangtua merasakan khawatir yang berlebihan pada saat anaknya masuk ke kelas. Memikirkan apakah anakku bisa melakukan kegiatan dikelas?, apakah ibu guru dan teman-temannya bersikap baik pada anakku?, apakah lingkungan disekolah aman untuk anakku?, apakah anakku berani?, apakah anakku punya teman? Apakah anakku bisa membuka botol minumnya sendiri? Dan banyak lagi apakah-apakah lainnya.  
Kekahawatiran tersebut wajar saja terjadi pada setiap orangtua, karena kelekatan emosi antara anak dan orangtua yang masih terikat. Mempercayakan bahwa anak kita bisa dan berani merupakan salah satu cara menghindari tantrum saat anak mulai masuk sekolah. Percayalah bahwa setiap anak memiliki pemahaman tentang akibat setiap perbuatannya terhadap emosinya atau orang lain dan anak mampu mengatur kembali kondisi emosinya menjadi positif. Contohnya, ketika anak meraung saat terpisah dari orangtua dan harus masuk kelas bersama ibu guru dan teman lainnya, maka dengan sendirinya ia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan, ia akan tahu bahwa saat itu ia sedang bersekolah dan berusaha untuk menguatkan diri bahwa sekolah adalah lingkungan yang aman untuk dirinya. Melatih kecakapan sosial dan emosional anak merupakan hal penting yang harus distimulasi sejak dini. Karena anak yang memiliki kecakapan emosi tinggi, mempunyai tingkat kesadaran diri yang baik, pandai mengendalikan diri, bisa dipercaya, mudah beradaptasi, dan kreatif. Ia juga akan mudah bergaul dan membangun persahabatan di lingkungannya dengan cepat.
Tantrum merupakan hal yang wajar karena dialami oleh semua anak usia dini, dan perlu kita ketahui bahwa mengamuk merupakan ekspresi sederhana dari rasa frustasi yang pada dasarnya anak ingin menunjukkan kuasa dirinya (egosentris) dan menjadi sangat marah ketika keinginannya tidak terpenuhi segera.

Kebanyakan orangtua pasti mengalami kebingungan yang sangat ketika menghadapi anak tantrum dengan kemarahan yang amat. Berikut merupakan cara praktis untuk mengatasi anak tantrum saat masuk sekolah :

1.     Tetaplah bersikap seolah tidak peduli dengan melakukan kegiatan dan melepaskan anak untuk bersama ibu gurunya. Berusahalah ikhlas meninggalkan anak yang tantrum ketika kita tinggalkan, karena dengan sendirinya anak akan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
2.     Berpamitan dan peluklah anak dengan hitungan, hal ini akan membantu anak meredakan tangisannya, seyogyanya orangtua tidak perlu terpancing untuk mengikuti keinginan si anak untuk selalu bersama. Ambil nafas dalam kemudian peluklah anak sampai hitungan 10. Melalui berhitung akan membantu kita menenangkan diri. Setelah itu lepaskanlah pelukan dan katakan “Adek, sekarang waktunya sekolah, selamat bersenang-senang ya!”. Buatlah kalimat pendek namun bermakna bagi anak, tinggalkanlah ia walau dalam kondisi mengamuk. Hindarilah percakapan yang menimbulkan perdebatan dengan anak.

3.     Ciptakanlah jarak antara anak yang sedang mengamuk dengan orangtua/orang dewasa dan anak lainnya, berikan tempat untuk anak melepaskan amukannya lalu tinggalkan untuk sejenak. Setelah anak mampu menguasai emosinya, maka proses komunikasi dengan guru dapat dilakukan. Memberinya pelukan hangat sebagai wujud bangga atas dirinya yang mampu menenangkan diri adalah hal yang sangat dianjurkan.
4.     Segera ambil tindakan ketika anak mulai melakukan agresi seperti menggigit, memukul, mencakar dsb. Katakan “Maaf, ibu tidak nyaman kalau dipukul!”. Apabila ia bermaksud membahayakan dirinya dengan menyakiti diri, maka segeralah bawa ketempat yang aman dimana anak tetap dapat melanjutkan tantrumnya dengan aman. Kemudian bersikaplah konsisten di hari-hari berikutnya saat kegiatan sekolah berlangsung. Kebanyakan orangtua khawatir bila anaknya menjadi trauma kesekolah karena di awali dengan hal yang tidak menyenangkan menurut orang dewasa. Namun, percayalah, ketika kita memilih sebuah lembaga pendidikan, tentunya kita sudah selektif dan mempercayakan bahwa seluruh guru dan lingkungannya aman untuk anak kita.


Ingatlah bahwa tantrum merupakan suatu reaksi normal terhadap rasa frustasi, bukan suatu tanda ketidak patuhan. Tantrum juga mengisyaratkn bahwa kita orang dewasa sebenarnya sudah berlaku benar dengan membuat batasan-batasan hal yang boleh dan tidak boleh anak lakukan, sehingga pada akhirnya anak akan merasa cukup aman mengekspresikan dirinya secara jujur dan wajar pada kita.

Oleh : Eka Annisa

OH TIDAK… Anakku keranjingan TV dan Gadget!

Seiring dengan berjalannya waktu arus perkembangan teknologi kini semakin canggih, tentunya tidak sedikit pula orangtua yang membiarkan anakknya diasuh oleh tayangan televise dan gadget. Alih-alih supaya anaknya tidak gagap teknologi, kebanyakn orangtua malah kelolosan sehingga anak-anaknya keranjingan televisi dan gadget. Kondisi tersebut berdampak pada perkembangan anak dimana anak menjadi malas melakukan aktivitas fisik, tidak mudah bergaul, kurang peduli lingkungan, sampai permasalah emosional menjadi kendala.
Ironisnya dengan kondisi tersebut orangtua malah merasa leluasa untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa digerecoki oleh anak-anaknya. Mereka menganggap bahwa dengan membiarkan anak menonton televise ataupun bermain gadget, mampu membuat anak menjadi tenang, tidak aktif bergerak, dan orang tuapun bebas melakukan aktivitasnya. Tapi tahukah anda rata-rata perhari anak yang mengalami keranjingan TV dan gadget menghabiskan 13 sampai 15 jam perminggu untuk menonton televisi dan melakukan kegiatan bersama gadgetnya.
Bayangkan apaila waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya yang dapat mengasah kemampuan anak kita. Berdasarkan hasil penelitian, yang disampaikan dalam sebuah seminar perkembangan, ternyata televisi hanya memiliki sedikit unsur tayangan yang bersifat mendidik, berikut datanya :
Iklan  39,74%
Sinetron 30,97%
Berita 15,68%
Film 9,31%
Hiburan 7,30%
Olahraga 0,94%
Pendidikan 0,07%
Tentu saja dengan presentasi nilai pendidikan yang hanya memiliki persentasi 0,07% sudah tentu nilai positif yang dapat diambil oleh seorang anak yang banyak menghabiskan waktunya dengan menonton televisi dan Gadget (tanpa bimbingan orang tua) hanya sedikit sekali.
Lalu, sejauh manakah pengaruh televisi terhadap perilaku agresi dan perkembangan anak? Sadarkah kita  bahwa televise dan gadget akhir-akhir ini menjadi masalah sosial yang harus kita tangani dengan segera?

Dalam suatu investigasi longitudinal, jumlah kekerasan yang ditonton di televisi pada usia 8 tahun berhubungan secara signifikan dengan keseriusan tindakan-tindakan kriminal yang dilakukan sebagai seorang dewasa (Huesmann,1986). Dalam investigasi lain, menonton kekerasan melalui televisi dalam waktu yang cukup lama berhubungan secara signifikan dengan kemungkinan agresi pada anak laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun (Belson,1978). Anak laki-laki yang cenderung menonton kekerasan dalam tayangan televisi maupun gadget mampu melakukan tindak kejahatan, kekerasan, agresif dalam berolahraga, senang menganncam, menyakiti teman. Selain itu, sinar yang datang dari layar tanpa jeda membuat mata tak punya kesempatan untuk memperbaiki dirinya sehingga timbul kelelahan pada anak. Dampak lain yang bisa timbul adalah, band arm vibration syndrome dimana tangan bergerak sendiri sehingga susah dikoordinasikan, syarafnya rusak hingga sulit melakukan kegiatan sehari-hari.


Televisi dan gadget pada umumnya memang memiliki pengaruh yang negatif terhadap perkembangan anak, adapun cara yang dilakukan oleh ”si televise dan gadget” adalah dengan 1) membuat anak menjadi pembelajar yang pasif; 2) sulit terlibat dari pekerjaan rumah yang pada dasarnya diusia dini anak harus diperkenalkan pada tugas-tugasnya dirumah; 3) memberi mereka agresi model kekerasan; 4)memberi pandangan yang tidak realistik pada dunia.
Albert Bandura mengemukakan bahwa proses belajar pada anak terjadi melalui peniruan (imitasi) terhadap orang lain yang dilihat oleh anak. Anak melihat perilaku orang lain dan kemudian mengadopsi perilaku tersebut. Berdasarkan pernyataan  tersebut, sudah jelaslah bahwa anak berperilaku atas dasar imitasi, mereka peniru yang ulung, mereka mampu menjadi seorang yang positif ataupun negatif tergantung dari apa yang mereka lihat dan contohkan.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika anak kita keranjingan TV dan Gadget?

Untuk mengatasinya, buatlah peraturan bersama dengan anak-anak. Tapi perlu kita ingat bahwa peraturan yang dibuat bersama anak sifatnya universal, sehingga harus berlaku juga untuk seluruh anggota rumah. Contohnya, ketika sudah disepakti untuk tidak menonton televisi di jam-jam tertentu, maka hal tersebut tidak hanya berlaku untuk anak saja, namun orangtua juga harus mematuhinya. Katakan pada anak tayangan dan games apa saja yang bisa anak lihat, kemudian batasi waktunya seperti misalnya memberi bonus waktu lebih lama saat akhir pekan.
Selanjutnya, buatlah jadwal kegiatan satu hari dirumah menggunakan chart warna warni yang bisa memotivasi anak, chart ini dapat berfungsi untuk melatih anak agar disiplin dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, perlu kita ingat bahwa menerapkan disiplin pada anak haruslah menyenangkan. Pada tahap ini orangtua harus konsisten menjalankan jadwal yang sudah dibuat bersama, orangtua juga harus menjadi contoh agar anak dapat meniru hal baik dan tidak teralih lagi dengan televisi dan gadgetnya, pastikan jadwal yang telah dibuat sesuai dengan proporso usia anak, hindari sikap otoriter dan hal penting lainnya adalah menjalin komunikasi dua arah, dimana orangtua harus menyadari dan mempertimbangkan apa yang menjadi keinginan si anak untuk menjalankan proses disiplinnya.
Hal yang terakhir adalah, jangan lupakan pentingnya melakukan aktivitas outdoor bersama, seperti bersepeda, bermain bola, pergi ketaman, berenang dsb. Pastikan anak selalu merasa dipenuhi kebutuhan afeksinya dan merasa diinginkan oleh lingkungannya. Dengan demikian televisi dan gadget akan jadi tidak menarik lagi baginya.

Childreen see Childreen do!

Oleh : Eka Annisa

21 Sep 2014

Menuju Guru TK Berprestasi INDoneSIA (Bag.1)

Dibalik kisah suksesku menuju Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2014
Semoga cerita ini menginspirasi para pembaca dimanapun berada, dari profesi apapun,  khususnya kalian para guru pembangun bangsa! Bahwa sesungguhnya kekuatan Man Jadda Wa Jadda itu nyata. 

 #TINGKAT KECAMATAN-CILODONG
Sabtu, 8 Maret 2014
Satu minggu persis aku terkulai lemah karena sakit, satu minggu pula aku izin dari sekolah karena kondisi tersebut, dan persis satu minggu tiba-tiba aku mendapat kabar dari pimpinan sekolah untuk mengikuti lomba guru berprestasi tingkat kecamatan, "hah, lomba guru berprestasi? Memang ada yaa lomba semacam itu" bathinku.
Walaupun dengan kondisi yang belum pulih, aku langsung meng-iyakan tanpa tolakan permintaan tersebut. Dalam satu hari itu, aku diminta untuk membuat portofolio, CV sekaligus lampiran setiap pelatihan yang pernah aku ikuti. Honestly, awalnya saya lakukan ini sebatas perkerjaan dan tanggung jawab yang diberikan dari pimpinan kepada saya di sekolah, alih2 hanya ikut "berpartisipasi" maka sayapun mengikuti lomba guru berprestasi tersebut di tingkat kecamatan. Ceritanya asal datang.. asal...hadir.. asal berpartisipasi. Pada saat itu sekolah tempat aku bekerja yaitu TK Islam Al-Azhar 45 Depok masuk ke wilayah kecamatan Cilodong - Depok. 

Senin, 10 Maret 2014
Dengan bekal beberapa helai sertifikat pelatihan dan kondisi yang masih belum prima, aku datang kesekolah tempatku bekerja. Pagi itu bersama pimpinan sekolah, aku merapikan setiap lembaran fotocopy sertifikat dan berkas seadanya untuk aku bawa sebagai salah satu persyaratan lomba. Dengan teliti dan perlahan, kepala sekolahku.membantuku memasukan setiap lembaran sertifikat pelatihan berdasarkan urutan tahunnya. Yaa berkas itu memang harus aku bawa sebagai salah satu persyaratan lomba. Mungkin kalau saya hitung, saat itu jumlah pelatihan hanya sekitar 12 helai sertifikat pelatihan berikut CV yg saya buat. Tipis memang, rasanya tak sebanding bila itu disebut portofolio. Bahkan saat itu wujud portofolio yang sesungguhnyapun tak pernah terbayang dibenakku.

Masih dengan kondisi terbatuk-batuk parah, berangkatlah saya ke tempat lomba Guru Berprestasi Tingkat Kecamatan Cilodong-Depok, tepatnya di TK Al-Falah di daerah Depok Timur. Alhamdulillah, saat itu aku diantar oleh mobil sekolah walaupun disertai dengan nyasar-nyasar karena memang belum tau betul tempat lomba yang akan saya tuju. Sesampainya ditempat lomba, langsung melakukan registrasi dan sekitar jam 9 a.m pelaksanaan lomba pun dimulai dengan diawali pembukaan oleh pihak panitia dan pengawas kecamatan. Seperti biasa, ritual lomba diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan beberapa lagu mars IGTK (*diadegan ini aki hanya bisa mangap2 karena tak hafal dgn lagunya -_- maaf yaa)

Dengan mengucapkan Basmallah dimulailah kegiatan lomba di kecamatan Cilodong
1. Tes tulis, pada tahap ini tes tulis ini berdasarkan kompetensi guru yg kita miliki, soal terdiri 40 atau 50 soal pilihan ganda (aku lupa persisnya) tapi saat itu panitia menyediakan waktu 1 jam u mengerjakannya. "Pastii susah" ujarku, bahkan tadi malam aku tak sempat menyiapkan apapun kecuali fotocopy sertifikat. Mengingat kondisiku yang kurang fit ditambah motivasi mengikuti lomba inipun karena "partisipasi" tak terpikir sedikitpun olehku untuk membaca2 materi tes tulis seperti psikologi perkembangan, teori2 pembelajaran, undang2 pendidikan nasional, model2 pembelajaran TK... semuanya (boro-boro) aku lakukan, yang aku tau hanya mengisi sambil lalu tes tersebut, Satu kali baca soal langsung jawab, 10 kali baca soal batuk hebat, 20 nomer terlewati air matapun tak terbendung karena sakitnya tak tertahankan (*sakitnya tuh disini ni, #nunjuk dada) 40 soal.. yaa 40 soal akhirnya aku selesaikan dalam waktu singkat 12 menit tepatnya. 

Sementara peserta lain masih berkutat dgn soal yg disediakan, aku minta izin keluar tanpa memeriksa hasil pekerjaanku di tes tulis. Keluarlah aku, disertai wajah tercengang para panitia karena expressnya aku mengerjakan soal (bukan... bukan karena jago.. tapi ingin nangis tepatnya, ingin cepat pulang dan berbaring saja dikamar). Di tempat lomba, menuju kamar mandi, kemushola, ke aula... diotakku hanya ingin pulang...
Tapi masih ada test yg harus aku lalui, tes wawancara berdasarkan kompetensi. Yupp.. 3 pos wawancara kompetensi guru saya lalui dgn jawaban sebisaku, hafalan tentang undang2 sistem pendidikan aku lalap tanpa sambal dengan bantuan dari juri. Syukurlah, Allah Maha memudahkan urusanku, dengan modal cuap2 sedikit, proses wawancarapun tak berjalan lama.  Karena saya dengan senang hati mau jadi peserta pertama yang mengampiri juri untuk segera diwawancara *sambil batuk-batuk. Mungkin karena juri kasian dgn kondisiku, maka tak banyak pula yang ditanyakan. Ternyata ada keberuntungan dibalik sakitku ^_^. Awalnya lomba ini aku langsung diumumkan juaranya, namun sampai jam makan siang ternyata proses lomba masih berlangsung lama, dan panitia memutuskan untuk menunda pengumuman pemenang saat itu.

Selesai sudah prosesi lomba dikecamatan, aku tinggal menunggu hasilnya. Menunggu yang tak ditunggu, karena aku memang tdk berharap banyak dengan hasil pekerjaanku di tingkat kecamatan.

Selasa, 18 Maret 2014
Bukan hal yang aku tunggu, tapi pengumuman lomba guru berprestasi tingkat kecamatan diumumkan secara resmi melalui kepala sekolah. Yaa aku terpilih menjadi JUARA 1 guru berprestasi tingkat kec. Cilodong. Dengan modal cengir2, sementara teman  guru disekolah terharu. Saya masih tdk percaya dgn keputusan tersebut, mengingat proses lomba yg saya jalani kurang serius karena kondisi fisik dan drama kehidupan yg saya jalani saat itu T_T. 
"Allah mungkin punya rencana lain dari kemenanganku di tingkat kecamatan", Bathinku berbisik...

# TINGKAT KOTA-DEPOK
Senin, 31 Maret 2014
Yaa.. Senin, ilove monday.. hari yang aku tunggu untuk menantikan setiap kejutan dari murid2ku tercinta ^_^... 
Hari ini, tanpa dugaan pengawas datang untuk menemui saya. Awalnya mungkin mau bertemu kepala sekolah, namun berhubung beliau sedang umroh, maka aku ditugaskan untuk menggantikannya sementara. Singkat cerita, saat itu pengawas mengajak bicara perihal kemenanganki ditingkat kecamatan lalu, beliau bermaksud melakukan pembinaan untuknpersiapan lomba tingkat kota. Kami berbincang2 cukup lama, bahkan sempat aku tanyakan "kenapa saya yg menang?, apakah tidak ada pilihan lain? " Karena sebenarnya saya ingat betul, saat prosesi lomba di kecamatan masih ada peserta lain yang sepertinya lebih siap, siap dgn portofolio hard cover yg sangat tebal dan proses wawancara yg berlangsung lama dgn tim juri. Saat Itu pengawas hanya tersenyum menyeringai, "Nilai tes tulismu bagus, begitupun dgn wawancara" ujarnya. Aku hanya tetegun, flashback dgn apa yg aku sudah kerjakan saat itu.
"Yang kurang dari hasil tesmu di kecamatan, adalah portofolio dan pelatihan yg masih perlu digali" lanjutnya. 
"Gali, apa yg bisa kamu gali dari dirimu, dari pengalamanmu dan kiprahmu selama mengajar, tidak semua orang punya faktor X sepertimu, saya tunggu ya portofolio buatanmu dipertemuan berikutnya" sambungnya sambil tersenyum. 
yaa oke.. untukku senyuman itu merupakan tanda bahwa akan ada persiapan lain yang akan menantang di tingkat selanjutnya, sembari memberikan contoh portofolio pengawaspun pamit dari sekolah. 
Mengantar kepulangnya menuju mobil civic silver aku masih merenung, dan aku tahu sebenarnya ada keraguan diawajah pengawas bahwa aku bisa melakukannya. 

Selasa, 1 April 2014
Welcome April... diawali dengan Basmallah aku berusaha meluruskan niat dan membulatkan tekad, bahwa yang akan aku kerjakan ini hanya untuk Allah. 
"PORTOFOLIO, hmmm.. asing tak asing kata itu diotak saya, darimana saya harus mulai? Apa yang harus aku siapkan? Apa saja prosedur dan isian portofolio yg harus aku buat? Kenapa orang itu bisa membuat setebal gambreng?" Otakku terus berpikir keras, belum jelas betul apa yang harus aku lakukan.
Doing nothing diawal april ini, just sketching dan membuat list apa yg harus aku lakukan. Berdo'a, berharap Allah mencurahkan ilmunya untuk aku. 
Singkat cerita, akhirnya memulai dengan pembuatan karya ilmiah Penelitian Tindakan Kelas, saat ini yg terfikir olehku adalah pengalaman mengajarku disebuah sekolah swasta di Jakarta, dimana aku bekerja sebagai guru sentra main peran makro di sekolah tersebut. 

Banyak hal yg aku lihat dari bermain peran yg dilakukan oleh anak, banyak aspek yang mereka kembangkan saat bermain peran, kemampuan sosial, kemampuan berbahasa dan keaksaraan, kemandirian, aspek kognitif melalui pemecahan masalah dalam aspek kehidupan, hingga cerminan kehidupan sehari2 yg anak lihat bisa aku dapatkan. 
Pertimbanganku saat itu mengambil penelitian ini karena masih banyak lembaga TK yg mungkin menerapkan model pembelajaran (Sentra) namun blm paham betul bagaimana cara menerapkan main peran pada anak usia dini, bagaimana mengantarkan anak untuk bermain peran secara tepat, dan bagaimana melakukan penilaian atas perkembangan dan hasil dari main peran itu sendiri.
Proses penelitianpun dimulai, BAB I in progress... terus.. terus.. terus. Hal ini mengingatkanku saat aku membuat skripsi dulu. 

Waktu berjalan cepat, aku tersadar bahwa waktu lomba di tingkat Kota Depok semakin dekat.

Selasa, 8 April 2014
Tepat 1 minggu dari hari dimana aku membuat setiap helai penelitianku, pada saat yang bersamaan aku diminta untuk melaporkan kepada pengawas sejauh apa sampai saat ini aku membuat karya ilmiah dan portofolio. 
Sayangnya.. aku belum "on" untuk mengerjakan portofolio, karena memang seaungguhnya aku tidak tau harus aku isi apa portofolio itu. Selesai mengajar, aku pamot minta izin kepada kepala sekolah untuk menemui pengawas dan akupun menemuinya. Di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) kec.Cilodong aku membawa hasil penelitian tindakan kelasku sementara. Beliau memeriksanya dan memintaku untuk melanjutkannya. Bimbingan tak berlangsung lama, aku kemudian dioleh-olehi contoh portofolio pemenang guru berprestasi tahun sebelumnya. 
Sepulangnya aku dari tempat kerja, aku membuka handphoneku. Banyak ucapan selamat, dan saat itu aku tersadar usiaku bertambah di hari ini... Genap 28th Allah memberikan kehidupan, dan mewarnai setiap hari dan hela nafasku dgn pengalaman2 yang sangat berarti. 

"SELAMAT ULANG TAHUN EKA, semoga kelak Allah memberkahiku dengan rezeki yg halal, kesehatan, kebaikan, serta kemudahan diaetiap urusanku", Aamiinn. Dan aku tutup hari ini dgn bersujud dan tertunduk malu, menangisi kenakalanku dihari yg lalu2, menangisi diriku yg kurang bersyukur, menangisi diriku yg tersadar bahwa sesungguhnya Allah telah melimpahkan banyak kebaikan untukku. ^_^ Love U Allah, terima kasih telah memelukku dalam kebaikan. "Aku serahkan kehidupanku pada sebaik-baiknya Dzat yang melindungiku dari segala Mahluk yang Ia ciptakan". 


Sematan Do'a dihari Kelahiranku yg ke 28th
Yaa Allah.. bila umurku bertambah hari ini, itu semata-mata karena rizki dari-MU. Alhamdulillah.. Semoga disisa usiaku, Engkau jadikan aku wanita yg penuh manfaat u keluarga, suami, agamaku dan bangsaku. Sungguh.. setiap ujian-MU adalah berkah untukku.. ini adalah cara-Mu yg paling indah u/meng-Hijrahkanku dalam kebaikan, jadikanlah rasa sakit hatiku,air mataku,dan kesusahanku penggugur dosa-dosaku... Lindungi aku, Sayangi aku, Ampuni aku, dan berikan aku kesabaran dan kekuatan u menjalani sisa hidupku...
Ridho-MU, Rezeki-Mu, dan Berkah-Mu adalah kado terindah untukku.
"Maha suci Allah dgn memuji-Nya sebanyak jumlah mahluk-Nya, seridho diri-Nya, seberat Arsy-Nya, sepanjang kalimat-Nya"

Still On April 2014
Sudah tak ingat lagi aku, berapa lama waktu yang aku habiskan untuk menyelesaikan karya ilmiah dan portofolioku untuk berlomba di tingkat Kota, yang aku ingat selama bulan april ini aku habiskan untuk menyelesaikan semua persyaratan lomba sesuai dengan JUKNIS yang telah ditetapkan.
1. Membuat Portofolio
2. Membuat Karya Ilmiah, penelitian dan Presentasi
3. Melakukan bimbingan berkala dengan pengawas
4. Berlatih soal-soal tes tulis dan berlatih presentasi
5. Membuat media pembelajaran dan mengumpulkan beberapa hasil karya musik, dan kreasi seni untuk dijadikan bahan dalam isian portofolio.
6. ......dst.....dst... 

Sempat ingin menyerah, tapi sayang rasanya jika harus sekarang. Aku membulatkan tekadku untuk menyelesaikan itu semua sampai tenggat waktu yang ditetapkan. 

Rabu, 23,24 April 2014
Proses Lomba di Tingkat Kota, beberapa hari sebelumnya aku sudah mendapatkan undangan mengikuti lomba. Tepatnya di SMAN 2 Depok, pergi dari sekolah tempat aku bekerja menuju tempat lomba bersama kepala sekolah. Didandaninya saya lebih rapi, dan tak lupa tas pinjaman dari karyawan TU plus sepatu hak, berhubung keseharian saya memang menggunakan tas gemblok di punggung dan belum terbiasa menggunakan sepatu hak tinggi. *_*
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pihak panitia, kali ini banyak sekali yang berkumpul di tempat lomba sebagai peserta lomba. Berbeda dengan tingkat kecamatan, kali ini peserta yang datang tidak hanya dari unit guru TK, melainkan guru dan kepala sekolah unti TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Hiruk pikuk peserta yang baru berkenalan mewarnai awal perkenalanku dengan peserta lainnya. 

Beberapa kali melakukan bimbingan bersama, yang saya cari saat itu hanya Kepala Sekolah Pratiwi School yang kebetulan menjadi Juara 1 dari Kecamatan yang sama denganku. Bersama-sama mencari tempat duduk yang nyaman, dan tak lama setelah pembukaan prosesi lombapun dimulai. 
  •  Tes Tulis 
    • Terdiri dari berapaa soal yaa aku lupa. Tips untuk teman-teman yang kelak mengikuti lomba, boleh browsing seputar kompetensi guru, undang-undang, atau contoh soal lomba guru berprestasi, tahun-tahun sebelumnya biasanya ada yang sengaja menguploadnya. Yaa.. hanya itu modal saya di tingkat kota. Membaca beberapa hal yang berkaitan dengan ke-TKan dan Pendidikan serta teori-teori psikologi perkembangan.
  • Presentasi Karya Ilmiah
    •  Pada tes ini, kita diminta untuk mempresentasikan hasil karya ilmiah kita dengan ketentuan waktu yang ditetapkan. 10 menit kurang lebihnya. Tips, manajemen waktu, penampilan, serta jawaban dari setiap pertanyaan tim juri sangat penting disini. Maka berhati-hatilah menjawab dan membuat tampilan presentasi. Buatlah point-point besar yang ingin kita sampaikan saja.
  •  Tes Wawancara
    • Seperti wawancara pada umumnya, hal ini tidak jauh berbeda dengan tes wawancara di tingkat sebelumnya. Saya diberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan tupoksi guru, kompetensi, psikologi perkembangan, pemecahan masalah, undang-undang Sisdiknas, dannn.... STOP wawancarapun selesai. Tips, jangan berfikir bahwa tes ini akan sulit dan jangan pernah ingin disibukkan bertanya tentang apa isi pertanyaan dari peserta yang sebelumnya. karena biasanya juri memberikan pertanyaa-pertanyaan berbeda, dan tak jarang mengembangkan pertanyaan itu berdasarkan jawaban kita sebelumnya. So, intinya PD aja.
Jum'at, 25 April 2014
Hari pengumuman lomba di tingkat Kota-Depok. 
Yaa....Hari ini penentuannya, datang kembali ketempat pelaksanaan lomba, diantar oleh suami tercinta dan menunggu pengumuman pemenang. Sakit batukku masih belum pulih, tiba-tiba hari ini aku kembali berbatuk-batuk ria. Kali ini, seluruh peserta lomba dikumpulkan di aula tempat kami melakaukan tes tulis dihari sebelumnya. Berselang setelah pembukaan, pengumumanpun dimulai... daannnn pemenang JUARA 1 Tingkat Kota Depok adalah..... Eka Nurmala Annisa Rachman, dari TK Al-Azhar 45 Cilodong. 

Saya tersenyum, dan naik ke atas podium untuk mendapatkan ucapan selamat dari pihak panitia dan teman-teman peserta lainnya. 
Bukan mudah teman saya melalui ini, sesaat sebelum pengumuman lomba saya hanya berdo'a kepada Allah SWT, bahwa aku minta ditunjukkan yang terbaik dan jikapun aku menang, aku menang karena izin-NYA dan Allah Maha tahu bahwa ini yang terbaik untuk kehidupanku. Dan juga bukan tanpa ujian saya mendapatkan predikat ini di Kota Depok. Beberapa bulan kebelakang saya melalui ujian yang cukup berat, namun ternyata janji Allah itu benar, dibalik kesulitan ada kemudahan. dibalik keedihan yang aku lalui di beberapa bulan kebelakang, Allah sematkan kebahagian melalui kemengan aku sebagai JUARA 1 Tingkat Kota Depok. Terima Kasih Allah.

JUARA 1 Guru Berprestasi 
Tingkat TK, SD, SMP, SMA, SMK, bersama Pengawas dan Panitia
Se-Kota Depok tahun 2014

Pemberian Penghargaan oleh Walikota Depok
Pada Hardiknas 2 Mei 2014